Jika Memang Engkau Pilihan Itu #4

“Tentang hal apa yang membuatmu ragu dengan permintaan menghalalkanku secepatnya?”

“Aku ragu dengan finansial. Aku takut membuatmu hidup dalam kesederhanaan.”

“Aku tak mengapa. Resepsi bukan lagi hal yang perlu kamu pikirkan. Mahar, kuserahkan padamu. Dan kendaraan, kita masing-masing telah punya. Pekerjaan, kamu pun telah ada, meski aku tengah mencari. Papan, mungkin nanti kita bisa mengontrak terlebih dahulu.”

“Aku takut mengajakmu makan makanan sederhana tiap harinya. Makan dengan menu yang sama.”

“Aku tak apa. Meski aku pun harus belajar dengan makanan kesukaanmu.”

“Aku takut pekerjaan kita membuat kita berpisah untuk sementara. Jika untuk sementara, selagi menunggu keputusan tempat kerjaku, bisakah kamu tak bekerja dulu?”

“Ya. Jika kita telah halal dan dalam kondisi yang kurang memungkinkan bekerja, aku tak apa. Namun aku tetap ingin kamu ijinkan bekerja nantinya.”

“Aku bekerja dalam lahan swasta. Kamu tahu gajiku, tahu bagaimana pengeluaranku, dan tahu alokasi apa saja yang kulakukan.”

“Gaji kita berdua, inshaAllah cukup.”

“Dalam rentang berapa kesiapanmu?”

“Secepatnya.”

“Aku sepertinya baru siap 2019.”

“Lalu, hubungan apa yang kita lalui selama rentang waktu itu? Dalam koridor yang kamu pun tak mau itu. Dalam koridor dimana aku pun jengah kembali patah hati karenanya.”

“Sebutkan angka tahunnya. 2017 akhir?”

“Ya. Bisa jadi. Kita bisa halal terlebih dahulu. Agar aku bisa meraih surgaku darimu. Lalu aku persilahkan untukmu memilih kapan sebaiknya mengundang kawan-kawan lainnya di rumahku.”

.

Aku cuma ingin kamu sederhanakan pemikiranmu. Aku hanya bisa menyederhanakan proses yang membuatmu berpikir mengulurnya. Tidakkah rejeki akan terus datang ketika kita telah menyempurnakan setengah agama kita?

Katanya begitu.

Aku memilihmu karena agamamu. Mungkin, keyakinanku belum besar. Namun aku akan tetap beristikharah atas namamu di dalamnya. Mungkin, bisa jadi kita tak bersama. Tapi, yang bisa kita lakukan sekarang adalah niat dalam koridor agama. InshaAllah 🙂

Surabaya, 7 Februari 2017

Leave a comment