Gedung Pencakar

Hari yang berat. Mungkin, jika aku tak bercakap dengan manusia barang seorang pun, masih saja terpikirkan beratnya.

Tangisan yang lumayan lama begitu keluar dari ruang itu. Sedikit sesenggukan berjalan menapaki dinginnya ruang. Sapaan satpam yang hendak menyapa balik pun, sebenernya enggan. Lelah.

Aku masih bersyukur, ragaku masih di tanah rantau ini. Jika tidak, tak mampu kusembunyikan pada mereka betapa luluh lantahnya perasaanku hari ini.

Aku bangkit. Mencoba. Karena aku tahu, walau kamu lebih berkapasitas daripadaku, jika kamu berada di posisi ini, kamu tak akan menyerah. Aku tahu betul itu.

Entah siapa kamu.

Jujur, aku masih saja menangis mengingat beratnya hari ini. Tak apa. Semalam ini biarlah menjadi renungan singkat saja. Untukku.

Mungkin, untuk mengingatmu pula dalam setiap renunganku. Aku ingin segera berjumpa. Lebih mudah jika bersamamu, mungkin.

Kapan? Aku tak tahu.

Berat. Ya, aku tahu.

Tuhan bersamaku.

Surabaya, 27 Januari 2017

Leave a comment